Kondisi krisis air bersih di Gili Meno semakin memprihatinkan. Sumber air bersih yang biasanya digunakan untuk keperluan sehari-hari masyarakat, seperti memasak, mandi, dan minum, kini sudah menjadi tidak layak konsumsi akibat tercemarnya oleh limbah industri. Hal ini meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit dan menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan masyarakat setempat.
Tak hanya itu, ekosistem laut di sekitar pulau juga terancam akibat pencemaran yang terus berlanjut. Keberadaan hewan-hewan laut seperti ikan dan terumbu karang terancam punah akibat tercemarnya air laut oleh limbah industri. Hal ini berdampak pada matinya biota laut dan menurunnya populasi ikan, yang pada akhirnya juga akan merugikan nelayan lokal yang bergantung pada hasil tangkapan laut sebagai sumber penghidupan utama mereka.
Melihat kondisi ini, warga Gili Meno tidak tinggal diam. Mereka melakukan aksi protes dan mengajukan petisi menolak aktivitas PT Tiara Cipta Nirwana yang dinilai sebagai pihak bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di pulau mereka. Mereka menuntut agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk menghentikan aktivitas perusahaan yang merusak lingkungan tersebut, demi menjaga keberlangsungan hidup mereka dan generasi mendatang.