Satu lagi aspek dari budaya modern yang memperburuk kerusakan lingkungan adalah urbanisasi yang masif. Masyarakat cenderung bergerak ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan dan peluang, menyebabkan pertumbuhan kota yang cepat. Sayangnya, ekspansi perkotaan ini sering kali tidak diimbangi dengan kebijakan pengelolaan lingkungan yang baik. Pembukaan lahan yang besar untuk pembangunan infrastruktur, perumahan, dan bisnis berkontribusi pada hilangnya habitat, deforestasi, dan perubahan ekosistem. Akibatnya, banyak spesies flora dan fauna menjadi terancam punah.
Di era digital, budaya modern juga mempengaruhi gaya hidup kita melalui eksploitasi sumber daya alam yang sangat besar. Penggunaan gadget dan perangkat elektronik semakin meningkat, yang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk produksinya. Proses eksplorasi dan ekstraksi mineral, serta limbah berbahaya dari perangkat ini, menciptakan kerusakan lingkungan yang tidak dapat diabaikan. Selain itu, penggunaan internet dan data juga memerlukan energi yang cukup besar, yang lebih sering berasal dari sumber-sumber energi yang tidak ramah lingkungan.
Masyarakat modern juga terdegradasi dalam hubungan mereka dengan alam. Dalam konteks budaya tradisional, sering kali ada nilai-nilai yang menghargai keseimbangan antara manusia dan lingkungan. Namun, budaya modern sering kali memisahkan manusia dari alam dengan menciptakan lingkungan buatan yang menempatkan diri kita terasing dari ekosistem alami. Gaya hidup yang semakin individualistis dan egosentris membuat kita lupa untuk peduli terhadap keberlangsungan lingkungan.