Peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa perdamaian dapat tercapai melalui dialog dan kebersamaan, yang nantinya akan menjadikan masyarakat menjadi lebih harmonis dan damai. Gus Miftah dan Son Haji telah menunjukkan kepada publik bahwa kesalahan yang terjadi dalam suatu konflik dapat diakui dan diperbaiki, sehingga tidak menimbulkan permusuhan yang semakin membesar.
Dalam konteks Banser, upaya untuk melibatkan Son Haji sebagai anggota Banser juga melambangkan sikap inklusif dan keberagaman yang dijunjung tinggi oleh organisasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Banser tidak hanya hadir sebagai upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tetapi juga sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahmi antar umat beragama. Keputusan untuk mengangkat Son Haji sebagai anggota Banser juga menunjukkan sikap terbuka dan integratif dari masyarakat dan organisasi tersebut.
Momen Gus Miftah yang merangkul Son Haji dan kemudian mengajaknya untuk bergabung dalam Banser tentu menjadi sebuah catatan penting bagi kita semua. Semoga keberanian dan kebijaksanaan mereka dalam meredam konflik dan menebarkan pesan perdamaian ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menjaga keharmonisan dan kedamaian di masyarakat. Semoga kita semua dapat belajar dari momen-momen seperti ini, bahwa perdamaian bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai.