Sayangnya, hingga saat ini, studi tentang Pulau Sumba masih sangat minim. Minimnya perhatian terhadap wilayah ini membuat sebagian besar potensi ilmiahnya belum tergali. Samuel Turvey, salah satu peneliti dari ZSL, menyebutkan bahwa banyaknya jumlah pulau di Indonesia membuat perhatian peneliti tersebar dan tidak fokus, menyebabkan wilayah seperti Sumba kurang dieksplorasi secara ilmiah.
Turvey berharap penelitian lebih lanjut bisa dilakukan, karena wilayah seperti Sumba dapat menjadi kunci untuk memahami proses evolusi spesies di kepulauan yang terisolasi. Ia menyatakan, “Penemuan ini dapat membuka cakrawala baru mengenai dunia yang hilang. Banyak spesies berevolusi secara unik di Wallacea, tetapi akhirnya punah akibat munculnya peradaban manusia modern.”
Fenomena “dunia yang hilang” ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di belahan dunia lain, tepatnya di Spanyol, para peneliti juga mengungkap kisah mengagumkan tentang daratan kuno yang kini tenggelam di dasar laut. Banyak yang percaya bahwa penemuan ini terkait dengan legenda terkenal: Atlantis.
Penelitian dari Spanyol menemukan jejak pulau-pulau kuno yang tenggelam di sekitar Kepulauan Canary. Tim ilmiah yang dipimpin oleh Luis Somoza, ahli geologi vulkanik, mengidentifikasi formasi bawah laut yang dinamakan Gunung Los Atlantes. Formasi ini dulunya merupakan pulau aktif yang muncul di era Eosen, sekitar 56 hingga 34 juta tahun lalu.
Gunung Los Atlantes yang kini berada 2,3 km di bawah permukaan laut memiliki diameter sekitar 50 km. Aktivitas vulkanik yang menghentak wilayah ini di masa lalu perlahan berhenti, menyebabkan lahar membeku dan pulau-pulau tenggelam. Menariknya, temuan ini sangat mirip dengan deskripsi Atlantis yang legendaris: sebuah peradaban yang hilang ditelan laut.
Menggunakan teknologi kendaraan bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh (ROV), para peneliti berhasil menelusuri dasar laut di lepas pantai timur Lanzarote. Mereka menemukan jejak geografis seperti pantai, tebing, hingga bukit pasir yang kini berada pada kedalaman 60 meter hingga lebih dari 2.000 meter di bawah laut. Lapisan pasir yang menutupi batuan vulkanik diyakini merupakan sisa dari proses tenggelamnya pulau-pulau tersebut.