“Bulan sabit tahun baru Hijriah dari International Space Station. Semoga tahun kamu semanis keindahan pemandangan ini,” tuturnya.
Al-Neyadi bukan hanya memperingati Tahun Baru Islam. Selama masa tugasnya di luar angkasa yang berlangsung selama enam bulan, ia juga turut memperingati momen keagamaan lainnya, termasuk Iduladha dan ibadah haji. Pada tanggal 26 Juni 2023, saat para jemaah haji mulai melakukan wukuf di Arafah, ia membagikan potret Kota Makkah dari luar angkasa. Foto itu diunggah bersamaan dengan refleksi spiritual tentang makna Hari Arafah.
"Hari ini adalah Hari Arafah, sebuah hari penting dalam ibadah Haji. Ini mengingatkan kita bahwa iman bukan hanya tentang keyakinan, tapi juga tercermin dalam tindakan dan refleksi. Semoga momen ini menginspirasi kita semua untuk menumbuhkan cinta, rendah hati, dan persatuan," ujar Al-Neyadi.
Selain itu, ia juga melewati bulan suci Ramadan selama berada di ISS. Meski berpuasa di luar angkasa memiliki tantangan tersendiri karena perbedaan waktu siang dan malam yang ekstrem, Al-Neyadi tetap mencoba menjalankan ibadahnya dengan penuh komitmen. Ia menyatakan bahwa niat spiritual tetap bisa dijaga meski dalam kondisi luar biasa sekalipun.
Pengalaman religius Al-Neyadi menjadi kisah yang menginspirasi banyak orang, membuktikan bahwa nilai-nilai keimanan tetap bisa dijalankan bahkan di luar atmosfer Bumi. Meskipun lingkungan di ISS sangat berbeda dari kehidupan normal di Bumi, ia tetap menunjukkan bagaimana seseorang bisa tetap terhubung dengan spiritualitas dan budaya asalnya.
Al-Neyadi juga mencetak sejarah sebagai salah satu astronaut muslim yang aktif menjalankan misinya di luar angkasa. Sebelumnya, pada tahun 1985, Pangeran Sultan bin Salman Al-Saud dari Arab Saudi telah terlebih dahulu mengukir sejarah dengan menjadi muslim pertama yang terbang ke luar angkasa, dan juga sempat menjalani Ramadan saat misi berlangsung.