"Angkatan Udara Israel dan Artileri IDF mendukung pasukan darat dengan serangan presisi terhadap sasaran militer di daerah tersebut," sebut IDF dalam pernyataan resmi melalui media sosial X.
Akan tetapi Hizbullah mengatakan klaim Israel bahwa pasukannya masuk wilayah Lebanon adalah tidak benar. Kelompok milisi yang didukung Iran ini mengeklaim tak ada konflik langsung antara para pejuangnya dan pasukan Israel, namun mereka mereka mastikan bahwa mereka "siap untuk menghadapi konfrontasi langsung".
IDF membuat klaim bahwa target-target tersebut terletak dekat perbatasan dan menimbulkan "ancaman langsung bagi masyarakat Israel.
Seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner mengatakan kepada bahwa ada serangan di Lebanon "lebih terfokus pada ancaman langsung yang ditujukan kepada warga Israel".
"Tidak ada rencana untuk menduduki Lebanon, rencananya adalah untuk membongkar infrastruktur yang dibangun Hizbullah untuk membunuh orang Israel," imbuh Lerner.
Akibat serangan tersebut, sedikitnya 95 orang tewas dan 172 orang terluka menurut keterangan terbaru Kementerian Kesehatan Lebanon. Para pejabat mengatakan lebih dari 1.000 orang di Lebanon telah tewas dalam dua pekan terakhir, sementara hingga satu juta orang kini mengungsi.
Hizbullah adalah salah satu pasukan militer non-negara bersenjata paling lengkap di dunia. Pasukan ini didanai dan diperlengkapi oleh Iran.
Hizbullah mengeklaim memiliki 100.000 personel, meskipun perkiraan independen bervariasi antara 20.000 dan 50.000 personel. Banyak personel yang terlatih dengan baik dan tangguh dalam pertempuran, dan pernah terlibat dalam berbagai pertempuran dalam perang saudara di Suriah.
Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) memperkirakan Hizbullah memiliki 120.000-200.000 roket dan rudal.
Hizbullah juga ditengarai memiliki rudal antipesawat dan antikapal, serta rudal berpemandu yang mampu menyerang jauh di dalam wilayah Israel.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Makati, mengatakan negaranya tengah menghadapi salah satu fase paling berbahaya dalam sejarahnya. Sekitar satu juta orang telah mengungsi di seluruh Lebanon sejak serangan udara Israel dimulai bulan lalu, imbuhnya.
"Kami mendesak agar lebih banyak bantuan untuk memperkuat upaya berkelanjutan kami dalam menyediakan dukungan dasar bagi warga sipil yang mengungsi," katanya.