Walau tak dilahirkan dari sebiji daging
Tapi riak ilalangpun tak pernah mengenalnya
Takdir, pasti, regulasi lagi tapi apakah mungkin masih bisa kita tinggali
Pentingkah berlumuri mencuci kutukan dengan caci
Rusakkan peradaban, membentangkan ubahan
Dingin pencaripun sulit untuk dipahami
Takdir mungkin demonstrasi lagi apa mungkinkah harus masih terus begini
Tidak cukupkah, tambah semua beban menggayuti
Cekik siksik, cekik siksik, dan semua tersisih
Tak ada yang sembunyi, dibawah satu matahari
Tak ada yang sembunyi, dibawah satu matahari
Aku tak bisa marah pada dirimu, Tuan
Ku tak bisa-bisa marah pada dirimu, Tuan
Ku tak pernah bisa marah pada dirimu, Tuan
Memang Ku tak bisa marah pada dirimu, Tuan
Hanya di pagi hari sibukkan kedamaian lalu di siang hari mengarak laut mati
Akhir hari dan tragedi lagi Apa mungkinkah masih terus harus begini?
Tidak cukupkah, tambah semua beban menggayuti
Cekik siksik, cekik siksik, dan semua tersisih?
Tak ada yang sembunyi, dibawah satu matahari !!
Tak ada yang sembunyi, dibawah satu matahari !!
Aku tak bisa marah pada dirimu, Tuan!
Ku tak bisa-bisa marah pada dirimu, Tuan!
Ku tak pernah bisa marah pada dirimu, Tuan!
Memang Ku tak bisa marah pada dirimu, Tuan!