Tampang

Memahami Otak Para Pembunuh

24 Agu 2017 19:57 wib. 1.197
0 0
Memahami Otak Para Pembunuh

Menurut otak kita, tidak semua pembunuhan sama. Sebuah studi baru-baru ini mengeksplorasi bagaimana kita menanggapi pembunuhan dan mengungkapkan bahwa berbagai area otak dirangsang tergantung pada bagaimana pembunuhan terjadi: "dibenarkan atau tidak."

Gagasan tentang moralitas mungkin berbeda antar budaya, namun pembunuhan dengan suara bulat diterima sebagai tindakan yang tidak dapat diterima. Ini sebagian karena otak kita dikondisikan untuk mengusir perilaku. Otak manusia biasa dikodekan untuk merasa bersalah, kasihan, dan empati. Sementara otak mungkin bisa dikodekan untuk tidak membunuh. Para ilmuwan di Universitas Monash di Australia mulai menemukan bagaimana otak melewati hambatan emosional ini untuk melakukan kejahatan tertinggi.

Meminta individu untuk membunuh dengan darah dingin atas nama sains adalah eksperimen yang tidak manusiawi. Beruntung, para periset memikirkan cara untuk merangsang emosi yang sama tanpa perilaku sebenarnya. Untuk penelitian ini, 48 subjek diminta menonton tiga video. Semua video ditampilkan dari sudut pandang seorang tentara. Video pertama menggambarkan seorang tentara membunuh seorang tentara musuh. Yang kedua seorang tentara yang membunuh seorang warga sipil. Yang ketiga adalah video yang menunjukkan seorang tentara menembak senjatanya namun tidak merugikan siapa pun.

Mereka juga diminta menilai skala 1 sampai 7 bagaimana perasaan bersalah yang mereka rasakan di setiap video. Gambar resonansi magnetik fungsional (MRI) yang diambil dari otak sukarelawan saat mereka melihat video yang dilingkarkan itu memberi gambaran sekilas pikiran pembunuh.

<12>

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Pilpres 2024 Berlangsung: