Tampang

Bisakah Hidup Kita Tanpa Telepon Seluler?

2 Apr 2018 17:50 wib. 1.175
0 0
Bisakah Hidup Kita Tanpa Telepon Seluler?

Handphone alias telepon seluler rasanya adalah salah satu kebutuhan primer manusia di zaman milenial seperti sekarang ini. Zaman tahun 90-an, mungkin kebutuhan manusia akan benda kecil ini belum se-primer seperti sekarang ini. Sejak memasuki tahun 2000-an lah, terasa mulai terjadi peralihan tingkat kebutuhan atas benda ini. Dulu telepon seluler termasuk salah satu kebutuhan tersier, di mana ini bagaikan benda mewah yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Sebut saja mungkin para pejabat penting yang memiliki telepon seluler ini. Namun kini.....semua berubah! Telepon seluler bagaikan makanan pokok. Rasanya tak ada orang yang tidak memiliki benda yang satu ini. Anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan para eyang juga memiliki benda ini.

Nah, beberapa hari yang lalu ada sebuah peristiwa menarik di kantor. Salah seorang temanku, ternyata rusak telepon selulernya...1 hari, 2 hari, hingga beberapa hari telepon selulernya masih tetap rusak. Sebenarnya, bisa saja sih karena tak berhasil diperbaiki ia membeli yang baru. Namun, entah mengapa ia tidak memilih itu.   Tapi yang menarik perhatianku bukan mengapa ia tidak membeli telepon seluler yang baru, tapi apa yang berubah sejak telepon selulernya rusak. Lalu, kutanya juga, adakah kesulitan yang terjadi dengan rusaknya telepon seluler miliknya. Ia lalu menceritakan bahwa ‘hidupnya’ masih baik-baik saja kok. Paling yang menjadi kendala adalah hal yang berhubungan dengan dengan pekerjaan, jika menyangkut pengumuman yang kadang ada ketika sudah jam pulang kantor. Selebihnya, masih baik-baik saja.

Ceritanya membuatku berpikir, temanku itu masih baik-baik saja hidup tanpa telepon seluler. Jadi membuat berpikir, orang-orang di zaman dahulu juga baik-baik saja tanpa benda itu. Bukan ingin menjadi ‘mundur’ ya, tapi ada baiknya juga kita memang memakai benda kecil itu sesuai dengan keperluan. Jangan juga seakan kita jadi sangat bergantung pada ‘nya’! Ibarat, seorang penderita sakit tertentu yang hidupnya sangat bergantung pada obat. Janganlah kita memposisikan diri sangat bergantung pada benda tersebut. boleh kita manfaatkan ‘dia’ untuk mempermudah kebutuhan hidup kita. Tapi ingatlah juga, bahwa kita memiliki kemampuan ‘survive’ jika suatu saat kita dikondisikan tidak bersama ‘nya’. Cobalah untuk berlatih mengecek ‘nya’ tidak sepanjang waktu, coba juga untuk mengurangi ketergantungan selalu menggunakan ‘nya’ dalam urusan pekerjaan. Misal: ketika kita hendak menanyakan tentang kerjaan, jika hanya terpisah beberapa kubikel, berjalanlah dan hampirilah rekan kerja kita. Atau bisa juga jika hanya menanyakan tentang makan siang, jalanlah ke ruangan teman kita.

Oh, iya mengapa mungkin kita perlu berlatih minimalisir penggunaan telepon seluler? Kalau-kalau misal benda tersebut rusak atau misal kita tiba-tiba harus beraktifitas di negeri antah berantah yang tidak ada sinyal, kita bisa tetap ‘hidup’! Nah, tertarik untuk bisa lebih ‘survive’ dengan mengurangi penggunaan telepon selulermu?  

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

surga neraka
0 Suka, 0 Komentar, 16 Mar 2024
taqva
0 Suka, 0 Komentar, 11 Jun 2017

POLLING

Apakah Pilpres 2024 Berlangsung: