Tampang.com | Gunung Pangrango, salah satu gunung megah di barat Pulau Jawa, berdiri kokoh dengan ketinggian 3.023 meter di atas permukaan laut (MDPL). Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan berbatasan langsung dengan tiga kabupaten, yakni Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Puncaknya yang disebut Puncak Mandalawangi menjadi titik pertemuan alami bagi ketiga wilayah tersebut.
Berbeda dengan Gunung Gede yang masih aktif, Pangrango sudah lama dinyatakan sebagai gunung berapi mati. Meski demikian, pesona alam dan sejarahnya tetap menarik perhatian para pendaki serta peneliti geologi.
Keunikan Geologi dan Sejarah Letusan
Gunung Pangrango merupakan gunung muda yang terbentuk sekitar 3 juta tahun lalu, selama periode Kuarter. Pembentukannya erat kaitannya dengan aktivitas subduksi Lempeng Sunda dan Lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia. Gunung ini dulunya merupakan gunung berapi aktif, tetapi seiring waktu, aktivitas vulkaniknya melemah hingga akhirnya dinyatakan tidak aktif.
Sisa-sisa letusan masa lalu masih dapat ditemukan dalam bentuk formasi Qvpo, yakni lapisan bebatuan vulkanik tua yang tersebar di bagian utara, barat laut, dan barat daya kawasan taman nasional. Material yang dihasilkan terdiri dari endapan lahar, lava, serta basal andesit, yang mengandung berbagai mineral seperti olivin, piroksen, dan horenblenda.