Para pejabat China juga telah mendorong perusahaan lokal untuk mengurangi ketergantungan mereka pada teknologi luar negeri sebanyak mungkin, dan langkah Xiaomi dalam mengembangkan prosesor sendiri kemungkinan besar diharapkan dapat memberikan kontribusi pada tujuan tersebut.
Selain itu, langkah ini menjadi bagian integral dari strategi Xiaomi dalam ekspansi bisnis mereka ke industri kendaraan listrik. Mengembangkan kompetensi dalam pembuatan chip internal juga menjadi langkah penting dan strategis untuk mendukung visi perusahaan dalam mengadopsi teknologi ke dalam mobil listrik mereka.
Namun, perlu diingat bahwa masuk ke industri chip smartphone bukanlah tugas yang mudah. Beberapa perusahaan teknologi besar seperti Intel dan Nvidia pernah gagal bersaing dalam industri semikonduktor. Begitu juga dengan saingan Xiaomi, Oppo. Ini menunjukkan kompleksitas dan ketatnya persaingan dalam industri ini.
Rencana pengembangan prosesor sendiri juga melibatkan investasi yang besar dari Xiaomi. Perusahaan tersebut akan menginvestasikan sekitar 30 miliar yuan (Rp 65 triliun) untuk penelitian dan pengembangan prosesor pada tahun 2025, naik dari 24 miliar yuan tahun ini, kata Chairman dan Chief Executive Officer Lei Jun. Investasi yang signifikan ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengejar kemandirian teknologi yang lebih tinggi.