Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika telah menimbulkan kekhawatiran masyarakat Indonesia terkait kenaikan harga smartphone. Menurut hasil riset Reasense, sebuah divisi riset dari SEQARA Communications, sekitar 78,6% responden riset mengaku khawatir dengan kemungkinan kenaikan harga smartphone saat ini.
Aryo Meidianto, seorang Analis Pasar Smartphone & Senior Consultant di SEQARA Communications, menyampaikan bahwa, "Harga smartphone berpotensi meningkat dalam beberapa bulan kedepan seiring dengan kenaikan biaya komponen impor dan logistik." Ia juga menambahkan bahwa smartphone yang sudah dirilis mungkin tidak akan mengalami kenaikan harga, namun akan ada kemungkinan lonjakan harga untuk perangkat yang akan diluncurkan di masa depan.
Situasi yang berbeda justru terlihat di China, dimana penjualan smartphone meningkat pesat. Laporan dari firma riset Counterpoint menunjukkan bahwa penjualan smartphone di negara tersebut naik sebesar 6,8% dalam periode 20 Mei-16 Juni 2024, yang bertepatan dengan festival belanja 618. Data dari Counterpoint juga menunjukkan bahwa Huawei memimpin pasar dengan penjualan yang meningkat sebesar 42,4% dibandingkan tahun sebelumnya.