Hal ini menegaskan niat Starlink untuk turut berperan dalam menyokong konektivitas di wilayah-wilayah yang membutuhkan akses internet yang andal, termasuk dalam situasi konflik.
Sejak awal tahun ini, Starlink telah mencatat sejumlah langkah signifikan dalam pengembangan layanannya. Perusahaan ini bahkan meluncurkan paket satelit pertama yang ditujukan untuk kemampuan direct-to-cell.
Meskipun demikian, layanan ini sempat mendapat sorotan dan kontroversi dari berbagai pihak, karena dianggap dapat mengancam keberlangsungan bisnis operator mobile.
Namun, melalui negosiasi yang dilakukan oleh Elon Musk, pendiri dan pemilik SpaceX, Starlink mampu meyakinkan beberapa perusahaan telekomunikasi untuk menjalin kerja sama dalam menggelar layanan direct-to-cell.
Hingga saat ini, Starlink telah menjalin kerja sama dengan tujuh operator telekomunikasi di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Selandia Baru. Namun demikian, di Indonesia, Starlink masih belum bekerja sama dengan operator lokal untuk menggelar layanan direct-to-cell.
Pemerintah Indonesia juga menjelaskan bahwa izin yang diberikan kepada Starlink di Indonesia tidak mencakup layanan direct-to-cell, melainkan terbatas pada ISP (Internet Service Provider) dan Jartup Vsat.
Dalam konteks implementasi layanan Starlink di Indonesia, Direktur Telekomunikasi Ditjen PPI Kementerian Komunikasi dan Informatika, Aju Widya Sari, menyatakan bahwa PT Starlink Services Indonesia saat ini tidak dapat menyediakan layanan direct-to-cell secara langsung kepada pelanggan.