Samsung baru saja memperkenalkan salah satu inovasi terbarunya di dunia smartphone dengan meluncurkan Galaxy S25 Edge, yang diklaim sebagai ponsel tertipis dalam jajaran seri S sepanjang sejarah Samsung. Kelebihan utama dari S25 Edge ini adalah ketipisannya yang mengalahkan pendahulunya, Galaxy S6, yang dirilis lebih dari satu dekade lalu. Dengan ketebalan hanya 5,8 mm, ponsel ini berhasil mematahkan rekor Galaxy S6 yang memiliki ketebalan 6,8 mm.
Ilham Indrawan, Senior Manager MX Product Marketing Samsung Electronics Indonesia, menegaskan bahwa Galaxy S6 adalah ponsel tertipis yang pernah mereka keluarkan saat itu, namun kini S25 Edge telah melampauinya secara signifikan. Peluncuran ini berlangsung di Jakarta pada 21 Mei 2025 dan langsung menarik perhatian para penggemar teknologi dan gadget.
Selain ketipisan, Samsung Galaxy S25 Edge juga menjadi varian paling ringan dalam keluarga seri S25. Bobotnya hanya 163 gram, menjadikannya lebih ringan dibandingkan model lain seperti S25+ yang berbobot 190 gram dan S25 Ultra yang memiliki bobot cukup berat yakni 218 gram. Bahkan, perbedaan bobot S25 Edge dengan S25 standar hanya 1 gram, yang menegaskan keunggulan desain ringan dan tipis yang berhasil dicapai Samsung.
S25 Edge memiliki layar 6,7 inci yang sama dengan S25+, ukuran yang dianggap ideal untuk kenyamanan pengguna, terutama saat digenggam dengan satu tangan. CNBC Indonesia yang mencoba menggunakan ponsel ini mengungkapkan bahwa ketipisan dan bobotnya langsung terasa begitu ponsel dipegang. Kepraktisan ini pun membuat ponsel mudah masuk ke dalam kantong celana tanpa kesan bulky atau berat yang mengganggu.
Dari segi desain, Galaxy S25 Edge menonjolkan kesan ramping dan elegan. Bagian belakang ponsel tidak terasa licin meskipun digunakan tanpa pelindung case. Hal ini berkat penggunaan frame berbahan titanium yang kuat dan kokoh, dipadukan dengan lapisan kaca Gorilla Glass Victus 2 yang tahan gores dan memberikan kesan premium. Kombinasi material tersebut menjadikan ponsel ini tidak hanya nyaman digenggam, tetapi juga tahan terhadap risiko kerusakan fisik.
