Respon AI ini sontak memperkuat keyakinan sang istri, yang menganggap bahwa isi ramalan sepenuhnya menggambarkan kondisi nyata rumah tangganya. Tanpa melakukan konfirmasi, ia langsung mengambil langkah tegas: meminta sang suami angkat kaki dari rumah dan memberi tahu anak-anak mereka tentang keputusan perceraiannya.
Tiga hari kemudian, sang suami menerima surat resmi gugatan cerai dari pengadilan. Ia mengaku kaget dan menyebut semua ini bermula dari "keisengan kecil" yang tidak disangka akan berujung pada perpisahan.
Ramalan AI Tak Bisa Jadi Bukti Hukum
Kisah unik ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah "ramalan AI" bisa digunakan sebagai dasar hukum? Menurut laporan Tech Radar, jawabannya jelas tidak. Hingga saat ini, belum ada regulasi yang mengakui hasil dari chatbot AI sebagai bukti sah di pengadilan.
Tasseografi sendiri adalah praktik kuno yang berasal dari budaya seperti Turki dan Cina. Namun, ChatGPT sebenarnya tidak dilatih untuk melakukan pembacaan ampas kopi. AI hanya menganalisis pola visual dari gambar lalu mengaitkannya dengan informasi dari berbagai sumber, menyusunnya dalam bentuk narasi meyakinkan.