Mengambil inspirasi dari fenomena alam, terutama letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991 yang mampu menurunkan suhu global secara signifikan, penggunaan geoengineering merupakan suatu solusi bermasalah yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Implementasi ini harus diimbangi dengan penilaian hati-hati terhadap dampaknya terhadap lingkungan serta ketersediaan dana yang memadai.
Usulan untuk menggunakan debu berlian sebagai metode geoengineering telah menarik perhatian banyak pihak. Dengan adanya kajian lebih lanjut terkait dampak lingkungan, serta strategi kelayakan finansial yang sesuai, solusi ini mungkin dapat menjadi pilihan yang efektif dalam menangani masalah pemanasan global dalam jangka panjang. Solusi ini mungkin memunculkan perdebatan sengit dan pertimbangan etika di saat yang bersamaan, terutama terkait dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan.