Di sisi lain, Nongsa Digital Park sudah dikenal luas di industri karena menawarkan beragam fasilitas yang sangat menguntungkan. Mereka memiliki pasokan tenaga listrik yang memadai, sistem keamanan yang ketat, serta kondisi seismik yang menguntungkan. Selain itu, kawasan ini dilengkapi dengan 13 kabel serat optik bawah laut internasional yang menghubungkannya dengan banyak titik di Indonesia, Singapura, dan bahkan pantai barat Amerika Serikat. Fasilitas ini tentu menjadi nilai tambah yang signifikan bagi Oracle dan perusahaan-perusahaan lain yang ingin berinvestasi di Batam.
Pusat data juga menjadi daya tarik bagi perusahaan-perusahaan besar lainnya. Contohnya, Gaw Capital Partners, sebuah perusahaan investasi di bidang real estate, baru saja meluncurkan pusat data di Nongsa Digital Park beberapa waktu lalu. Kegiatan ini menunjukkan adanya arus investasi dari perusahaan-perusahaan besar di sektor teknologi ke dalam infrastruktur yang mendukung layanan cloud dan kepentingan akan kecerdasan buatan (AI).
Bagi Oracle, langkah ini bukan hanya tentang memperluas infrastruktur semata, tetapi juga menanggapi kebutuhan yang terus berkembang dari perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dalam menggunakan layanan berbasis cloud. Saat ini, banyak perusahaan teknologi terkemuka seperti Meta Platforms Inc dan Google telah membangun pusat data di berbagai lokasi di Asia dengan tujuan yang sama—menyediakan infrastruktur yang kuat untuk mendukung layanan berbasis AI.
Sebagian besar investasi di sektor pusat data selama ini mengalir ke negara-negara yang memiliki ekosistem teknologi yang lebih matang, seperti Malaysia dan Singapura. Misalnya, baru-baru ini Salesforce Inc mengumumkan investasi sebesar US$1 miliar untuk mengembangkan fasilitasnya di Singapura. Hal ini jelas mencerminkan betapa pentingnya kawasan ini sebagai magnet bagi perusahaan teknologi untuk berinvestasi.