OpenAI baru-baru ini memperkenalkan pandangan baru mengenai Artificial General Intelligence (AGI). Hal ini mencerminkan pergeseran strategis yang signifikan untuk perusahaan. Sebelumnya, OpenAI berfokus pada menciptakan sistem kecerdasan buatan yang bisa melampaui kinerja manusia dalam beragam tugas. Namun, kini perusahaan ini mengaitkan AGI dengan pencapaian finansial, yang diharapkan dapat menghasilkan pendapatan minimal US$100 miliar.
Redefinisi ini menunjukkan transformasi dalam visi OpenAI, dengan penekanan pada dampak ekonomi yang dapat diukur daripada sekadar pencapaian teknis semata.
OpenAI juga melakukan pendefinisian ulang terkait kemitraan, kompetisi, dan visi masa depan. Mulai dari kemitraan beresiko tinggi dengan Microsoft hingga ketegangan hukum dengan Elon Musk, perusahaan ini terus menjelajahi jaringan dan peluang yang rumit.
Secara tradisional, AGI mengacu pada sistem kecerdasan buatan yang mampu melakukan berbagai tugas di atas level manusia, seperti yang dikutip dari Geeky Gadget, Senin (30/12/2024). Dengan adanya kemajuan teknologi ini, manusia perlu mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan kehadiran alat yang mampu mengatasi kinerja manusia dalam pekerjaan sehari-hari.
Dampak dari kemajuan teknologi ini tentu akan membawa perubahan besar di masa depan. Jika tidak mampu beradaptasi, manusia dapat tergantikan oleh robot.