Inseminasi buatan (IB) atau dalam istilah ilmiahnya disebut artificial insemination (AI) pada ternak dilakukan pertama kali oleh ahli fisiologi dan anatomi terkenal Italia, Lazzaro Spallanzani, pada 1780.
Setelah berhasil menginseminasi amfibi, Spallanzani memutuskan untuk melakukan percobaan pada anjing. Setelah muncul tanda-tanda berahi pada anjing yang ia pelihara di rumahnya, dilakukanlah inseminasi dengan sperma yang dideposisikan langsung ke dalam uterus dengan spuit lancip. Enam puluh hari setelah inseminasi, induk anjing tersebut melahirkan anak tiga yang kesemuanya mirip dengan induk dan jantan yang semennya dipakai.
Dua tahun kemudian, penelitian Spallanzani tersebut dilakukan kembali oleh P Rossi dengan hasil yang memuaskan. Semua percobaan itu membuktikan bahwa kebuntingan dapat terjadi lewat inseminasi dan menghasilkan keturunan normal.