“Kita akan mengusulkan supaya .bali
menjadi bagian dari gTLD baru. Begitu pula .jakarta
, dengan populasi dan potensi yang dimilikinya, saya kira bisa kita gagas bersama,” lanjut John dengan antusias.
Tak hanya itu, PANDI juga membuka pintu lebar untuk kolaborasi lintas sektor dalam upaya merealisasikan domain-domain lokal ini. PANDI mendorong agar lahirnya domain generik baru dapat diperjuangkan bersama di tingkat komunitas internet global.
“Kolaborasi adalah kunci. Kita terbuka bekerja sama dalam merancang dan memperjuangkan gTLD baru yang mengangkat nama-nama daerah Indonesia di tingkat global,” tambahnya.
Di sisi lain, John juga menyampaikan data menarik mengenai jumlah domain .id
yang telah terdaftar hingga April 2025. Tercatat ada sekitar 1,2 juta domain aktif, menjadikan Indonesia sebagai pemilik domain .id
terbanyak di kawasan Asia Tenggara. Namun, jumlah ini baru mencakup 0,42% dari total populasi Indonesia, yang artinya potensi pengembangan internet berbasis domain lokal masih sangat luas.
Kenyataan ini menjadi bukti bahwa masih ada tantangan besar dalam hal literasi digital di Indonesia. Menurut John, inilah yang menjadi salah satu fokus utama dari PANDI dalam menjalankan misinya ke depan.
“Kita menghadapi tantangan nyata dalam literasi digital masyarakat. Maka dari itu, PANDI akan terus menjalankan program-program edukatif untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran digital di seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.
Peningkatan literasi digital ini dinilai penting karena akan menentukan seberapa besar manfaat yang bisa diperoleh masyarakat dari internet, termasuk dalam pemanfaatan domain-domain lokal yang tengah digagas. Tanpa pemahaman yang memadai, potensi besar tersebut dikhawatirkan tidak akan termanfaatkan secara optimal.
Jika berhasil, penggunaan domain seperti .bali
atau .jakarta
tidak hanya akan menjadi kebanggaan lokal, tapi juga bisa mendongkrak posisi Indonesia dalam peta digital global. Usaha kecil menengah (UMKM), pariwisata daerah, lembaga pemerintahan, hingga institusi pendidikan bisa memiliki identitas digital yang lebih dekat dan relevan dengan audiens lokal maupun internasional.