NHTSA menegaskan bahwa Tesla harus menyadarkan masyarakat secara konsisten bahwa penggunaan fitur FSD harus sesuai dengan panduan penggunaan yang tersedia dan berada dalam batas kemampuan yang diizinkan di jalan umum. Perusahaan diberikan batas waktu hingga 18 Desember untuk merespons surat peringatan dan memberikan data terkait mobil dan teknologi FSD.
Kegagalan Tesla dalam menanggapi surat peringatan ini dapat mengakibatkan denda maksimal sebesar US$ 135.8 juta. Namun, perusahaan juga memiliki opsi untuk meminta perpanjangan waktu untuk memberikan respons yang memadai terkait permintaan informasi yang diajukan oleh NHTSA.
Lebih lanjut, NHTSA tengah melakukan investigasi terkait dugaan adanya kecacatan pada sistem keselamatan dalam fitur FSD Tesla, yang merupakan sistem pengemudi otomatis. Investigasi ini diawali oleh serangkaian kecelakaan yang melibatkan penggunaan FSD dalam waktu 30 detik sebelum insiden terjadi. Salah satunya adalah kecelakaan fatal yang melibatkan pengemudi Tesla yang menggunakan FSD menabrak seorang pejalan kaki.
Selain itu, Elon Musk, pendiri Tesla, juga dikenal sebagai pendukung utama kampanye Presiden terpilih Donald Trump. Dukungan ini menjadikan Musk memiliki tujuan untuk melakukan pemangkasan pengeluaran dan peraturan pemerintahan pusat AS saat pemerintahan baru dimulai. Musk juga aktif dalam upaya menciptakan standar keselamatan kendaraan bermotor tingkat pusat untuk kendaraan otonom.
Tak hanya itu, saham Tesla juga mencatat lonjakan hingga 28% dalam tiga hari perdagangan sejak pemilihan presiden, melampaui kapitalisasi pasar sebesar US$ 1 triliun pada Jumat. Hal ini menunjukkan pengaruh Elon Musk sebagai pemimpin perusahaan di pasar saham.