Menurut Nik, masuknya Starlink ke Indonesia juga tidak berdampak besar terhadap bisnis perusahaan. Dia menyatakan bahwa Starlink bukan sebagai pengganti, sehingga seharusnya tidak memiliki dampak besar pada investasi Axiata di Indonesia.
Nik melihat bahwa Starlink bukanlah kompetisi di industri telekomunikasi seluler, fiber optik, maupun operasional perusahaan. Lebih lanjut, Nik menyatakan bahwa Starlink bukan ancaman maupun pesaing di industri telekomunikasi, melainkan bisa melengkapi ekosistem industri yang sebelumnya tidak bisa dijangkau oleh fiber optik.