Amerika Serikat (AS) dan China saling bersaing untuk mendominasi teknologi chip kecerdasan buatan (AI). Persaingan ini semakin memanas dengan pemberlakuan kebijakan blokir AS terhadap China yang semakin meluas, agar China tidak bisa mengakses teknologi chip dan alat pembuat chip canggih dari AS dan sekutunya.
Namun, bukan hanya AS dan China yang berkeinginan menguasai pasar chip AI. Jepang juga nampaknya tengah berupaya untuk meningkatkan industri chip dan kecerdasan buatan (AI) di dalam negeri.
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, telah mengumumkan rencana investasi besar-besaran pada industri tersebut. Pemerintah Jepang berencana untuk memberikan dana senilai US$65 miliar atau sekitar Rp 1.024 triliun untuk industri chip dan kecerdasan buatan.
Meskipun demikian, cara dana tersebut akan didapatkan tidak diungkapkan secara detil oleh Ishiba. Namun, Ishiba memastikan pemerintah tidak akan menerbitkan obligasi guna menutupi defisit dalam rencana investasi tersebut.
Dilansir oleh Reuters, pemerintah Jepang direncanakan akan mengajukan rancangan aturan yang mendukung produksi massal chip generasi berikutnya ke parlemen. Ini merupakan bagian dari paket ekonomi komprehensif yang disusun oleh pemerintah setempat. Rancangan aturan ini fokus pada upaya pengecoran chip Rapidus serta pemasok chip untuk AI.