Sebagai catatan, pekan lalu Meta mengumumkan investasi besar-besaran senilai US$14,8 miliar ke Scale AI, perusahaan penyedia data pelatihan AI. Meta juga menunjuk CEO Scale AI, Alexandr Wang, untuk memimpin unit super-intelligence mereka. Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan teknologi besar untuk tidak tertinggal dalam perlombaan AI global.
Menggoyang Tahta Google di Dunia Pencarian
Selama dua dekade terakhir, Google adalah penguasa tunggal di dunia pencarian online. Namun kini, dominasi itu mulai mendapat tantangan serius. Mesin pencari berbasis AI seperti Perplexity dan ChatGPT mulai menarik perhatian publik, khususnya generasi muda yang mencari jawaban lebih relevan dan langsung.
Perplexity baru saja menyelesaikan putaran pendanaan yang menilai valuasinya sebesar US$14 miliar. Ini menunjukkan tingginya kepercayaan investor terhadap masa depan teknologi pencarian yang lebih pintar dan personal.
Di sisi lain, Apple juga tengah menjajaki kemungkinan untuk mengintegrasikan Perplexity AI ke dalam browser Safari, sesuatu yang dapat mengubah pengalaman pengguna dan memperbesar tekanan terhadap Google.
Tren Baru: Pengguna Internet Tak Lagi Percaya Google
Sinyal perubahan besar dalam perilaku pengguna internet juga datang dari laporan The Verge yang bekerja sama dengan Vox Media dan Two Cents Insights. Survei yang dilakukan terhadap 2.000 responden di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap mesin pencari tradisional seperti Google mulai luntur.
Hasil survei mengungkapkan:
-
42% pengguna merasa Google makin tidak berguna.
-
66% menilai kualitas informasi di internet kian buruk.
-
55% lebih mengandalkan komunitas terpercaya ketimbang Google.
-
52% kini lebih sering menggunakan chatbot AI atau platform seperti TikTok untuk mencari informasi.
Bahkan, mayoritas responden dari generasi Z (61%) dan milenial (53%) mengaku menggunakan AI sebagai pengganti utama Google untuk pencarian informasi yang lebih spesifik.