Namun, dominasi Samsung mengalami kemunduran dengan penurunan 33% YoY, menjadikan faktor ini sebagai penyebab utama lesunya pertumbuhan keseluruhan. Oppo juga mengalami nasib buruk, dengan penurunan tajam hingga 72% YoY, terutama karena mereka mengurangi produksi lini HP lipat dengan harga lebih terjangkau.
Samsung Masih Mendominasi, Tapi Butuh Strategi Baru
Meskipun penjualannya merosot, Samsung masih memimpin pasar ponsel lipat secara global. Namun, dominasi ini jelas sedang terancam jika tidak segera melakukan inovasi besar-besaran atau penyesuaian strategi, terutama dalam menghadapi kompetitor yang mulai bangkit.
Huawei kini menjadi penantang serius, terlebih setelah berhasil keluar dari tekanan global dan memperkenalkan produk lipat dengan fitur yang bersaing. Motorola juga mencuri perhatian dengan pertumbuhan pesat, menjadikannya sebagai nama yang perlu diwaspadai di tahun-tahun mendatang.
Kesimpulan: Masa Depan HP Lipat Masih Tergantung Inovasi
Walau tampak sedang mengalami penurunan, masa depan ponsel lipat belum bisa dianggap redup sepenuhnya. Tahun 2025 mungkin akan menjadi masa evaluasi dan penyesuaian, tapi 2026 berpotensi menjadi tahun penuh gebrakan, terutama jika Apple benar-benar meluncurkan iPhone lipat.
Konsumen kini lebih selektif dan kritis. Mereka tidak lagi sekadar tergoda oleh bentuk futuristik, tetapi juga mempertimbangkan harga, daya tahan, dan fungsionalitas. Jika para produsen bisa menjawab tantangan ini dengan produk yang benar-benar relevan dan terjangkau, bukan tidak mungkin tren ponsel lipat kembali bersinar lebih terang.