"Saat dia pertama kali didiagnosis hingga usianya lima atau enam tahun, ia menjalani terapi. Namun sekarang tidak lagi, karena setiap hari dia aktif di sekolah. Kegiatannya banyak, termasuk klub gambar dan memasak," tambahnya.
Pasca perceraiannya, Wina mengaku bahwa dirinya tidak mengalami kesulitan dalam mendistribusikan waktu antara dirinya, Anji, dan anak-anak mereka. Anji bahkan bebas mengunjungi anak-anaknya kapan pun yang diinginkannya.
"Saya tidak pernah membatasi, karena rumahnya dekat. Jadi, dia bisa datang kapan saja, 24 jam sehari. Jadi tidak ada batasan waktu, semuanya bebas," ungkapnya.
Dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang ibu tunggal, Wina Natalia menemukan bahwa memiliki kesabaran, rasa syukur, dan keberanian untuk menghadapi setiap perubahan merupakan kunci sukses dalam mendidik anak yang istimewa. Kesadaran akan pentingnya pendekatan yang berbeda dalam membimbing anak merupakan hal yang terus diajarkan dan dipelajari.