Ditambahkan pula bahwa pemeriksaan yang berlangsung selama 10 jam tersebut membuat Sandra Dewi kelelahan. Ia pun diminta untuk menyampaikan maaf lantaran tidak bisa menemui awak media. "Kemarin capek banget, makanya beliau sampaikan ke saya tolong sampaikan permohonan maaf saya ke rekan wartawan," kata Harris menirukan Sandra Dewi.
Tentu saja, Sandra Dewi menghadapi situasi sulit. Ia tidak hanya harus menahan beban sebagai ibu tunggal, tetapi juga harus menghadapi tekanan dari publik dan media. Tidak heran jika dia merasa lelah dan terganggu dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Sebagai seorang figur publik, masalah pribadi yang dia hadapi tidak bisa dipisahkan dari kehidupannya yang tengah diawasi publik. Press freedom index 2020 oleh Reporters Without Borders menempatkan Indonesia pada peringkat ke-119 dari 180 negara, yang menunjukkan bahwa media di Indonesia relatif bebas. Dengan begitu, tekanan publik dan media terhadap Sandra Dewi bisa jadi semakin besar.
Kasus yang menimpa suaminya, Harvey Moeis, secara tidak langsung juga memengaruhi karier dan reputasi Sandra Dewi. Hal ini tentunya akan berdampak pada penghasilan dan kesempatan kerja yang diterima oleh Sandra sebagai akibat dari kelambatan dan gangguan pekerjaan yang diakibatkan oleh situasi pribadinya. Oleh karena itu, wajar jika Sandra Dewi merasa tertekan dan bahkan mengklaim bahwa kegiatan sehari-harinya terganggu.
Namun demikian, sebagai seorang figur publik, Sandra Dewi juga memiliki kewajiban untuk memberikan contoh dan teladan yang baik bagi masyarakat. Meskipun terkena imbas kasus sang suami, Sandra Dewi masih harus tetap menjaga citranya sebagai seorang ibu dan tokoh masyarakat yang patut dijunjung. Meskipun turut terlibat dalam kasus tersebut, Sandra Dewi harus tetap berusaha menyeimbangkan antara kegiatan sehari-hari dengan tanggung jawabnya sebagai figur publik dan ibu dari dua anak. Karena itu, perjuangan Sandra Dewi dalam menghadapi situasi ini patut diapresiasi dan mendapat dukungan dari masyarakat.
