Pendapat yang paling menarik adalah keterlibatan masyarakat dalam memahami dan memecahkan kode-kode film ini. Di era digital ini, masyarakat memiliki akses lebih dalam untuk berdiskusi dan berbagi teori mengenai film-film yang mereka tonton. Melalui media sosial, teori-teori ini berkembang cepat dan menjadi perbincangan hangat di antara para penggemar.
Teori-teori ini mempertegas bahwa film tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga dapat menjadi media untuk merangsang pikiran dan analisis bagi para penontonnya. Film Siksa Kubur telah membuktikan bahwa bukan hanya cerita yang disajikan, tetapi juga detail-detail kecil yang dapat menghubungkan satu karya dengan karya lainnya.
Joko Anwar sebagai sutradara juga menggunakan media sosial untuk berinteraksi langsung dengan para penggemar. Ia menyebarkan teori-teori dan easter egg-easter egg melalui akun-akun media sosialnya, sehingga mengundang lebih banyak diskusi dan spekulasi di kalangan penggemar film.
Selain itu, hal ini juga membuktikan bahwa Joko Anwar memiliki kekuatan dalam membangun sebuah dunia fiksi yang kompleks dan saling terkait antar film-filmnya. Ia mampu membuat para penontonnya tercengang dan takjub dengan kisah-kisah yang tersembunyi di balik film-filmnya.
Penting untuk dicatat bahwa rangkaian easter egg dan teori yang ditaburkan oleh sutradara ini bukanlah hal yang sengaja dibuat, tetapi merupakan hasil dari pemikiran dan penciptaan film yang terperinci. Hal ini menunjukkan bahwa setiap detail dalam film Joko Anwar memiliki makna yang dalam dan dapat dihubungkan dengan karya-karya lainnya.