Proses dan Ritual: Kombinasi Simbolisme dan Kebersamaan
Pelaksanaan Aqiqah umumnya melibatkan beberapa elemen:
Prosesi dimulai dengan penyembelihan hewan ternak. Untuk bayi laki-laki dianjurkan menyembelih dua ekor kambing/domba, sementara untuk bayi perempuan satu ekor. Daging hewan tersebut kemudian dimasak dan dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat. Ini mencerminkan nilai-nilai sedekah, kemurahan hati, dan kebersamaan dalam Islam, memastikan bahwa kegembiraan atas kelahiran bayi juga dirasakan oleh mereka yang membutuhkan. Pembagian daging ini juga berfungsi sebagai bentuk syukur yang menyebar luas.
Setelah itu, dilanjutkan dengan ritual mencukur rambut bayi. Rambut bayi dipotong, seringkali digundul, dan kemudian ditimbang. Seberat timbangan rambut tersebut, orang tua dianjurkan untuk bersedekah emas atau perak, atau setara dengan nilainya. Ritual ini melambangkan pembersihan dan kesucian, serta merupakan bagian dari tahnik, di mana madu atau kurma yang telah dilunakkan dioleskan ke langit-langit mulut bayi oleh seorang ulama atau orang saleh, dengan harapan bayi tumbuh menjadi pribadi yang manis dan berakhlak mulia.
Pada banyak kesempatan, upacara Aqiqah juga dilengkapi dengan pembacaan doa-doa, sholawat, dan acara pemberian nama bayi secara resmi di hadapan keluarga dan komunitas. Momen ini sering menjadi ajang silaturahmi, di mana keluarga besar berkumpul, berbagi kebahagiaan, dan memperkuat ikatan kekerabatan.