Ramadan merupakan momen yang penuh berkah sekaligus peluang besar bagi para pelaku bisnis untuk meningkatkan penjualan. Perubahan pola konsumsi masyarakat selama bulan suci ini membuka kesempatan emas bagi para pemilik usaha untuk merancang strategi pemasaran yang lebih efektif.
Untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan bisnis, penting bagi pemilik usaha untuk memahami pola belanja masyarakat berdasarkan data yang akurat. Salah satu referensi yang dapat digunakan adalah white paper terbaru dari Telkomsel yang mengungkap berbagai insight menarik terkait perilaku konsumen selama Ramadan.
Mengapa Ramadan Menjadi Momen Tepat untuk Meningkatkan Penjualan?
Menurut laporan yang dirilis oleh Telkomsel, sebanyak 50 persen masyarakat cenderung mengalokasikan pendapatan mereka untuk berbelanja selama Ramadan 2024. Hal ini menunjukkan bahwa bulan suci ini bukan hanya momen spiritual tetapi juga waktu di mana daya beli masyarakat meningkat pesat.
Lebih lanjut, laporan tersebut mengungkapkan bahwa kelompok usia yang paling aktif berbelanja selama Ramadan meliputi:
Milenial (58%) – Generasi ini dikenal memiliki daya beli tinggi dan gemar berbelanja untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka.
Gen Z (30%) – Kelompok muda ini juga memiliki tren konsumsi yang cukup tinggi, terutama dalam hal hiburan, fashion, dan teknologi.
Baby Boomers (14%) – Meskipun persentasenya lebih kecil dibandingkan kelompok lain, Baby Boomers tetap menjadi pasar yang berpotensi besar, terutama dalam hal belanja kebutuhan pokok dan produk kesehatan.
Tak hanya itu, rata-rata pengeluaran masyarakat untuk berbelanja selama Ramadan berkisar antara Rp 3,5 juta hingga Rp 7 juta. Ini merupakan angka yang cukup signifikan dan menunjukkan besarnya potensi pasar selama bulan suci ini.