Nah, cerita di atas, jika kita analogikan, kendaraan adalah kita para manuasia dan perempatan adalah media untuk mengatur lalu lintas berbagai hal dalam hidup. Jika yang kita pikirkan hanya timing-nya saja, maka ada hal lain yang jadinya tidak dipikirkan oleh kita. Bahayanya jika hal yang tidak kita pikirkan itu adalah hal yang justru penting! Pertanyaan yang sering kita dengar misalnya, “Kapan lulus kuliah?” Jika kita hanya memikirkan timing lulusnya saja, mungkin itu akan terasa lama, sama seperti tadi bayangan saya menunggu di lampu merah perempatan tadi. Namun, jika kita melihat jalannya kendaraan di satu demi satu perempatannya, ini bisa lebih menenangkan! Perempatan melatih kita untuk lebih bersabar. Allah menata satu persatu apa yang kita butuhkan sebelum akhirnya motor kita jalan. Percayalah pada timing yang Allah sudah aturkan untuk kita. Seperti juga yang disebutkan dalam QS. Al Imran 200, “Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian ...” Percayalah atas perspektif waktu-Nya. Jika ada sesuatu yang belum terjadi, Allah sedang menata hal lainnya yang mendukung akan sesuatu tersebut agar dapat segera terwujud.