Pada masa Dinasti Han, ajaran Konfusius juga diperkuat melalui penulisan buku-buku seperti Lunyu (Analekta) yang menjadi salah satu teks utama dalam pendidikan Konfusianisme. Pengaruh Konfusius meluas ke berbagai dinasti berikutnya, termasuk Dinasti Tang, Song, dan Ming, di mana ajarannya terus diterapkan dalam praktik pemerintahan dan kehidupan sehari-hari.
Pengaruh Global
Konfusius bukan hanya berpengaruh di Tiongkok, tetapi juga di luar negeri. Pada abad ke-19, pemikir dan pelajar Barat mulai mempelajari Konfusianisme, dan pemikiran Konfusius diperkenalkan ke dunia Barat melalui terjemahan dan tulisan akademis. Pengaruh ini memperkenalkan konsep-konsep etika Konfusius ke dalam diskusi filosofis dan sosial internasional.
Di Jepang, Korea, dan Vietnam, Konfusius juga memiliki dampak besar. Ajarannya menginspirasi sistem pendidikan dan filosofi sosial di negara-negara tersebut. Di Jepang, Konfusius dianggap sebagai salah satu pengaruh utama dalam pembentukan budaya dan moralitas masyarakat, sedangkan di Korea dan Vietnam, Konfusianisme mempengaruhi struktur sosial dan tata pemerintahan.
Relevansi Kontemporer
Di era modern ini, ajaran Konfusius masih memiliki relevansi yang kuat. Prinsip-prinsip etika dan moralitas yang dikemukakan oleh Konfusius sering dijadikan panduan dalam kehidupan pribadi dan profesional. Konsep seperti kesopanan, bakti keluarga, dan tanggung jawab sosial menjadi bagian dari diskursus global tentang etika dan nilai-nilai moral.