Tata cara melaksanakan salat tahajud tidaklah rumit. Salat ini terdiri dari minimal dua rakaat dan bisa dilaksanakan dalam jumlah yang bervariasi. Namun, berdasarkan riwayat hadits dari Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW tidak lebih dari 11 atau 13 rakaat, termasuk witir. Sebelum memulai, bacalah niat salat tahajud:
"Ushallii sunnatat-tahajjudi rak'ataini (mustaqbilal qiblati) adaan lillaahi ta'aalaa."
Artinya: "Aku niat salat sunnah tahajud dua rakaat (dengan menghadap kiblat) karena Allah Taala."
Saat membicarakan apakah lebih baik salat tahajud dilakukan secara sendirian atau berjemaah, pendapat yang beragam muncul. Menurut Syekh al-Batini yang mengacu pada fikih klasik, salat tahajud dapat dikerjakan secara berjemaah, yang dikenal dengan istilah ta'qib. Tetapi, dalam pandangan Mazhab Hanafi, mengerjakan tahajud secara berjemaah dianggap makruh. Ibnu Muflih menegaskan bahwa salat sunnah sebaiknya dilaksanakan sendirian layaknya saat melaksanakan tahajud setelah salat tarawih berjemaah.
Lebih jauh, penegasan tentang pentingnya melaksanakan salat tahajud sendirian juga diingatkan oleh Ibnu Najim dan al-Kasani dalam karya mereka. Ibadah salat malam ini bukan hanya menjadi momen untuk berdoa dan bermunajat, tetapi juga untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Allah. Mengingat keutamaan ini, tidak ada salahnya untuk mengeluarkan usaha agar bisa bangun di malam hari, meskipun di akhir waktu, sebagai bentuk penghambaan kepada Sang Pencipta.