Menghafal Asmaul Husna seharusnya memberikan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang menghafal Asmaul Husna, seharusnya ia merenungkan arti dari setiap nama baik Allah tersebut. Dengan demikian, akan terjadi peningkatan keimanan dan ketakwaan, serta perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Menghafal Asmaul Husna seharusnya juga diiringi dengan amalan-amalan lain yang dianjurkan dalam Islam, seperti shalat, sedekah, berbuat baik kepada sesama, dan menjauhi melakukan dosa-dosa besar. Semua amalan ini merupakan bagian dari cara hidup seorang muslim yang dijalankan dengan ikhlas dan konsisten.
Namun, mengingat kebaikan-kebaikan yang juga dibutuhkan untuk masuk Surga, menghafal Asmaul Husna seharusnya tidak dijadikan sebagai satu-satunya tolak ukur. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis riwayat Muslim, "Barangsiapa yang memiliki sifat keras dalam mengutarakannya, maka dia tidak akan masuk Surga." Hadis ini menunjukkan bahwa perilaku dan akhlak seseorang juga merupakan faktor penting dalam menentukan keselamatan akhirat.
Menghafal Asmaul Husna merupakan amalan yang mulia dan memang dianjurkan dalam agama Islam. Namun, hal ini tidak boleh dijadikan sebagai jaminan masuk Surga. Kebaikan-kebaikan lainnya juga perlu dilakukan sebagai bukti kesempurnaan iman dan amalan seseorang. Karena itu, hendaknya menghafal Asmaul Husna diiringi dengan amalan-amalan baik lainnya dan perilaku yang mencerminkan ajaran Islam.