Tampang

Ya Allah, Kami Tidak Mau Anggota DPR dan Dinasti Jokowi Ada di Surga!

23 Agu 2024 23:46 wib. 701
0 0
dinasti jokowi

Gibran sebelumnya dikenal sebagai pengusaha di bidang kuliner sebelum beralih ke dunia politik. Seperti Gibran, Kaesang juga memulai kariernya di bidang bisnis sebelum bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan menjadi ketua umum partai tersebut.

Meski PSI gagal memenuhi ambang batas parlemen dalam Pemilu 2024, Kaesang tetap memiliki peluang besar dalam dunia politik, terutama setelah MA mengubah aturan batas usia calon kepala daerah. Dengan perubahan ini, Kaesang yang akan berusia 30 tahun pada Desember 2024, dapat mendaftar sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

Tidak dapat dipungkiri, semua itu digadang-gadang berkat ‘cawe-cawe’ Jokowi. Ketika seorang presiden menjadi patron bagi keluarganya, mereka akan mendapat keuntungan yang tidak dimiliki kandidat lain, seperti mobilisasi aparatur sipil negara dan jaringan politik yang luas.

Dinasti politik seperti ini, meskipun tidak ilegal, tetap menimbulkan masalah etika, risiko korupsi, dan merusak demokrasi. Dengan demikian, Jokowi tidak hanya mengoyak etika politik, tetapi juga merusak proses demokrasi di Indonesia.

Meskipun Gibran, Bobby, maupun Kaesang mungkin memiliki prestasi tertentu, kekhawatiran terhadap potensi korupsi dan pelanggaran tata kelola tetap ada. Dinasti politik sering kali dihubungkan dengan penyalahgunaan kekuasaan, dan pengaruh besar Jokowi sebagai presiden menciptakan dinamika yang merusak prinsip meritokrasi dalam politik. Alih-alih memperkuat demokrasi, dinasti politik Jokowi justru mengancam integritas sistem politik Indonesia.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Partai Lebih Mengutamakan Aspirasi Rakyat atau Kekuasaan?