Konflik di kawasan Palestina-Israel telah berlangsung selama puluhan tahun dan menelan banyak korban jiwa, termasuk kaum sipil yang tidak berkepentingan dalam konflik tersebut. Erdogan menekankan bahwa konflik ini tidak hanya menjadi persoalan lokal, tetapi juga memengaruhi stabilitas regional dan keamanan dunia.
Selain itu, Erdogan juga menyampaikan kekhawatiran atas keputusan AS yang telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurutnya, keputusan itu akan memperburuk keadaan di kawasan tersebut dan menimbulkan ketegangan yang lebih besar.
Pernyataan Erdogan ini tentu saja memunculkan polemik di kancah internasional. Beberapa pihak menyambut positif desakan Erdogan terutama dari kalangan negara-negara yang mendukung Palestina. Namun, ada pula yang meragukan efektivitas desakan Erdogan kepada AS dalam menyelesaikan konflik tersebut.
Di samping itu, AS telah lama menjadi sekutu Israel dan dukungannya atas negara Israel telah menjadi kebijakan luar negeri yang konsisten dari berbagai pemerintahan AS sebelumnya. Hal ini membuat desakan Erdogan terhadap AS menjadi semakin rumit.