Tampang

Ngaconya Klaim Nasdem yang Sebut Gatot Nurmantyo Dukung Jokowi 2 Periode

21 Nov 2017 13:07 wib. 5.321
0 0
Ngaconya Klaim Nasdem yang Sebut Gatot Nurmantyo Dukung Jokowi 2 Periode

"Raqqa telah mewarisi nasib Dresden di tahun 1945, disapu bersih dari bumi dengan pemboman yang dilalukan oleh Anglo-Amerika," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov (Sumber: BBC.com).

Saat ini Raqqa tengah dalam situasi yang begitu kritis. Mengingat Rusia telah mengarahkan pasukan elitnya untuk merebut Raqqa. Sebaliknya, AS juga telah memobilisasi pasukan elitnya untuk mempertahankan kota yang sudah hancur lebur itu.

Dari Raqqa, medan perang akan beralih ke ke sisi timur Sungai Eufrat, kawasan di Suriah yang kaya akan ladang minyak.

Suriah merupakan panggung nyata dari berlangsungnya perang proxy yang sangat sempurna. Di negara yang bertetanggaan dengan Iran dan Turki tersebut terjadi kecamuk perang yang melibatkan sejumlah negara serta milisi-milisi bentukannya.

Dan, dalam berbagai kesempatan, Gatot berulang kali mengingatkan potensi terjadinya perang proxy di Indonesia.

Untuk mengatasi terjadinya perang proxy, bergesernya Arab Spring ke Indonesia, dan menghadapi krisis global pastinya berkaitan dengan strategi nasional, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.

Tanpa adanya perencanaan jangka panjang, Indonesia akan limbung tanpa arah. Tidak mengherankan jika saat ini wacana untuk menghidupkan kembali Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) kembali mencuat. Bukan hanya itu, gagasan untuk kembali ke UUD 1945 yang asli pun kembali menguat.

Tetapi, apakah dalam pidatonya di hadapan kader Nasdem tersebut Gatot mengisyaratkan ingin menghidupkan kembali GBHN? Ini yang tidak jelas.

Gatot hanya mengatakan, "Rancangan sepuluh tahun aja enggak ada. Adanya rencana lima tahunan dan diserahkan pada presiden."

Bayangkan kalau Pidato Gatot Nurmantyo Dibaca dengan Kacamata Nyinyir

"Bayangkan apabila pak SBY tidak menjadi presiden dua periode, tentu kita tidak mengalami situasi semacam ini. Betul. Bayangkan kalau nanti dua ribu sembilan belas bukan Pak Jokowi, Presiden (yang baru) mengatakan, infrastruktur apa itu, hapus."

Sekarang, bayangkan kalau “semacam ini” dalam pidato Gatot Nurmantyo dibaca dengan konotasi negatif atau dengan kacamata nyinyir.

Selain Gatot dan Tuhannya, pastinya tidak ada yang tahu maksud dari “semacam ini”.

Lantas, bagaimana bisa  “Bayangkan kalau nanti dua ribu sembilan belas bukan Pak Jokowi” dimaknai sebagai dukungan Gatot pada Jokowi untuk melanjutkan periode pemerintahannya?

<123>

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?