Salah satu momen paling terkenal dari kudeta ini adalah ketika Allende, yang terjebak di dalam Moneda, tetap menolak untuk menyerah. Dalam pidato terakhirnya, ia mengungkapkan tekadnya untuk memperjuangkan demokrasi, bahkan dalam keadaan yang mengancam nyawanya. Pesan ini menjadi simbol keberanian dan komitmen terhadap nilai-nilai demokratis, meskipun pada akhirnya harus berujung pada tragedi. Setelah tembakan mulai terdengar, Allende meninggal dunia, sebuah kabar yang disambut dengan keheningan mendalam di seluruh negeri.
Setelah kudeta, Pinochet mengambil alih kekuasaan dan mendeklarasikan keadaan darurat. Selama masa pemerintahannya, yang berlangsung hingga 1990, Chile mengalami represi yang parah. Banyak orang ditangkap, dihilangkan, dan disiksa oleh rezim Pinochet yang berusaha mengakar secara menyeluruh. Total jumlah korban yang jatuh selama pemerintahan militer ini diperkirakan mencapai ribuan. Ironisnya, di tengah pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, Pinochet melakukan kebijakan ekonomi yang kontroversial yang menghasilkan pertumbuhan, meskipun dengan biaya yang sangat mahal terhadap kualitas hidup masyarakat.
Kudeta militer di Chile tidak hanya memengaruhi negara tersebut, tetapi juga berdampak luas di seluruh dunia. Ini menciptakan gelombang dukungan bagi rezim-rezim otoriter di berbagai negara lain di Amerika Latin, yang semuanya terlempas dari kondisi demokrasi. Masyarakat sipil di banyak tempat dilanda ketakutan dalam menghadapi tindakan represif yang diizinkan oleh negara yang berupaya mengekang suara rakyat.