Sebelum Kalandarishvili disiram tinta hitam, oposisi telah mengajukan protes atas hasil pemilu. Mereka mengklaim adanya manipulasi suara, intimidasi, serta pelanggaran protokol pemilu lainnya. Kalandarishvili dan CEC sebelumnya telah menolak tuduhan tersebut dan memutuskan untuk tetap mengesahkan hasil pemilu.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran baik di tingkat nasional maupun internasional terkait kestabilan politik di Georgia. Sejumlah negara dan lembaga internasional, termasuk Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap proses pemilu dan pengesahan hasil yang dicurigai.
Respons dari pemerintah Georgia terhadap insiden ini cukup bervariasi. Meskipun sebagian menyayangkan tindakan tersebut, ada juga pihak yang menyalahkan oposisi atas kekerasan tersebut. Kejadian ini juga memicu reaksi dari berbagai pihak di dalam negeri, dengan memicu protes dan unjuk rasa di berbagai kota di Georgia.
Tindakan kekerasan seperti ini merusak proses demokrasi dan stabilitas politik suatu negara. Masyarakat sipil, partai politik, dan pemerintah perlu bekerja sama untuk menyelesaikan ketegangan politik dengan cara damai dan menghormati aturan hukum.