Ada lebih dari 2.000 korban jiwa pada tahun 2017, yang menurut laporan tersebut menjadi kegagalan Uni Eropa untuk "menerapkan operasi kemanusiaan yang memiliki sumber daya yang memadai di dekat perairan teritorial Libya. Sebaliknya, ini berfokus pada penguatan kemampuan penjaga pantai Libya untuk mencegah keberangkatan dan Melakukan interceptions. "
Laporan tersebut juga menuduh adanya kolusi antara penyelundup dan otoritas Libya dan mengutip laporan U.N. bahwa anggota penjaga pantai Libya telah "terlibat langsung dalam tenggelamnya kapal migran menggunakan senjata api."
Amnesty International menyerukan perbaikan dalam prosedur pencarian dan penyelamatan Libya dan pembukaan rute aman tambahan ke Eropa.