Dalam dunia percintaan yang semakin kompleks, kita sering menemukan situasi yang disebut "situationship". Situationship ini adalah hubungan yang tidak jelas dan terkadang ambigu, di mana dua orang terlibat dalam interaksi romantis tetapi tidak berlabel sebagai pasangan resmi. Fenomena ini sering menimbulkan perasaan cemburu, meskipun status mereka tidak sampai pada jenjang pacaran. Lalu, apakah perasaan cemburu ini layak diperjuangkan atau justru mengundang masalah?
Cemburu bisa muncul dalam berbagai bentuk dan situasi. Dalam konteks situationship, cemburu sering kali muncul ketika salah satu pihak mulai merasa terancam oleh kehadiran orang lain. Misalnya, ketika teman "deket" kita tersebut terlihat lebih akrab dengan orang lain, atau saat dia mulai membagikan cerita kehidupannya kepada orang lain, kita mungkin merasa tidak nyaman. Rasa cemburu ini merupakan suatu bentuk kecemasan akan kehilangan perhatian dari orang yang kita sukai, meskipun status hubungan kita belum jelas.
Dalam hubungan yang tidak menentu seperti ini, cinta yang terjalin bisa disebut sebagai "cinta gantung". Kita tidak benar-benar bisa merasakan rasa aman dan kepastian, apalagi jika janji-janji hanya diucapkan tetapi jarang kali dibuktikan. Cinta gantung sering kali mengakibatkan perasaan sakit hati, ketidakpastian, dan keraguan. Kita terjebak di antara keinginan untuk maju dan ketakutan untuk kehilangan orang yang kita suka.