Kurangnya Komitmen dan Prioritas Berbeda
Pernikahan butuh komitmen berkelanjutan dari kedua belah pihak. Ketika salah satu atau kedua pasangan kehilangan komitmen pada hubungan, atau mulai punya prioritas hidup yang sangat berbeda, ikatan bisa goyah. Ini bisa terlihat dari kurangnya usaha untuk menyelesaikan masalah, lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, atau ketidakpedulian terhadap perasaan pasangan. Tanpa komitmen untuk terus berjuang bersama, fondasi pernikahan akan rapuh.
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT): Lingkungan yang Tidak Aman
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), baik fisik, verbal, emosional, maupun seksual, adalah alasan serius yang membuat pernikahan tidak sehat dan berbahaya. Lingkungan yang diwarnai ketakutan, dominasi, dan penyalahgunaan kekuasaan tidak akan pernah bisa menjadi tempat yang aman. KDRT tidak hanya merusak hubungan, tapi juga meninggalkan trauma mendalam pada korban dan bisa berdampak buruk pada anak-anak. Meninggalkan pernikahan yang melibatkan KDRT seringkali menjadi langkah penting untuk keselamatan dan kesejahteraan.
Ketidakcocokan Seksual: Kebutuhan yang Tak Terpenuhi
Aspek ketidakcocokan seksual seringkali jadi topik yang tabu, namun merupakan faktor penting dalam kepuasan pernikahan. Perbedaan hasrat, kurangnya keintiman fisik, atau kurangnya komunikasi tentang kebutuhan seksual, bisa menciptakan ketegangan dan rasa tidak puas. Keintiman fisik adalah salah satu cara pasangan terhubung dan merasa dicintai. Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, rasa frustrasi bisa menumpuk dan mencari pelampiasan di luar.
Kecanduan: Menggerogoti Kehidupan Bersama
Kecanduan, baik itu narkoba, alkohol, judi, atau bahkan pornografi, bisa menghancurkan pernikahan. Perilaku kecanduan seringkali membuat individu kehilangan kendali, mengabaikan tanggung jawab keluarga, dan menghabiskan sumber daya. Pasangan yang berjuang melawan kecanduan seringkali tidak bisa memprioritaskan hubungan, dan pasangannya merasa diabaikan, dikhianati, atau tidak mampu mengatasi masalah tersebut sendirian.