Menurut Byrne, meskipun karang memiliki kemampuan untuk pulih dari pemutihan ringan jika suhu air kembali normal, situasi di Great Barrier Reef menunjukkan sebaliknya. "Apa yang kami amati di One Tree Reef adalah bencana besar," tulis tim peneliti dalam laporannya.
Tekanan Panas dan Pemutihan Berturut-turut
Tekanan panas akibat suhu laut yang meningkat selama musim panas menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kerusakan ini. Kepala bidang kelautan WWF Australia, Richard Leck, menjelaskan bahwa perubahan iklim semakin meningkatkan risiko pemutihan karang secara berulang. Hal ini terutama terlihat di wilayah utara Australia, di mana terumbu karang mengalami tekanan yang sangat berat.
"Terumbu karang kita berada di bawah tekanan besar akibat perubahan iklim. Status warisan dunia ini kini menghadapi ancaman yang semakin meningkat," ujar Leck.
Tindakan Pemerintah Australia
Menyadari kondisi ini, pemerintah Australia telah meminta UNESCO untuk menyusun laporan terkait kondisi terkini Great Barrier Reef. Laporan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran akurat mengenai kesehatan terumbu karang, serta membantu merancang langkah-langkah perlindungan yang lebih efektif.