Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa sejumlah konglomerat besar, seperti Grup Salim yang dipimpin oleh Anthoni Salim dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) yang dimiliki oleh Jusuf Hamka, memperluas usaha mereka ke sektor jalan tol.
CMNP dikenal sebagai salah satu pemain utama dalam bisnis jalan tol di Indonesia, dengan kepemilikan dari tujuh jalan tol di sekitar Jabodetabek. Belum lagi, Agung Sedayu milik Sugianto Kusuma alias Aguan tengah menggarap proyek jalan tol baru, Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg, yang diharapkan akan selesai pada tahun 2025 dengan nilai keseluruhan mencapai Rp23,22 triliun.
Dalam perkembangannya, PT Trans Bumi Serbaraja yang dimiliki oleh Grup Sinar Mas Land merupakan salah satu badan usaha jalan tol (BUJT) yang baru saja mengoperasikan Jalan Tol Serpong-Balaraja pada 30 September lalu. Ini menunjukkan bagaimana semakin banyak konglomerat di Indonesia yang terlibat dalam pengembangan jaringan jalan tol.
Melalui dukungan dari berbagai pihak, termasuk konglomerat dan perusahaan swasta, pengembangan jalan tol di Indonesia semakin berkembang pesat. Dengan pertumbuhan ini, diharapkan jaringan jalan tol akan semakin meluas, meningkatkan konektivitas antar kota dan wilayah di Indonesia.