Kembali ke Model Lama Setelah Sempat Dihapus
Sistem penjurusan ini sebelumnya dihapus pada masa Menteri Nadiem Makarim melalui penerapan Kurikulum Merdeka. Dalam sistem tersebut, siswa diberi keleluasaan memilih mata pelajaran sesuai minat dan rencana studi, tanpa terikat label jurusan.
Penghapusan jurusan kala itu bertujuan untuk menghindari stigma sosial dan diskriminasi antar jurusan, terutama karena dominasi pilihan terhadap jurusan IPA yang dianggap lebih “unggul”.
Alasan Sosial dan Akses Pendidikan Jadi Sorotan
Pengamat pendidikan dari Universitas Airlangga, Tuti Budirahayu, menyoroti bahwa penghapusan jurusan pernah membawa dampak negatif tersendiri. Siswa jurusan IPS dan Bahasa sering kali mendapat stereotip negatif, bahkan dianggap kurang pintar dibandingkan siswa IPA.
Selain itu, Tuti menambahkan bahwa siswa IPA memiliki akses lebih luas ke berbagai program studi di perguruan tinggi, bahkan yang sejatinya ditujukan untuk siswa IPS atau Bahasa. Hal ini menciptakan ketimpangan dan memperkuat stratifikasi dalam dunia pendidikan.