Tampang.com | Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pemerataan akses internet, terutama di sektor pendidikan dan kesehatan. Saat ini, 86 persen sekolah di Indonesia belum memiliki akses fixed broadband, sementara 75 persen puskesmas masih mengalami koneksi yang tidak memadai. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa strategi inovatif dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi sangat dibutuhkan agar investasi lebih efisien dan inklusif.
Upaya Pemerintah dalam Mendorong Digitalisasi
Pemerintah terus berupaya mengakselerasi digitalisasi di sektor pemerintahan, ekonomi, dan pengembangan SDM digital. Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, investasi di bidang pendidikan, sains, teknologi, dan digitalisasi harus ditingkatkan.
Salah satu langkah strategis yang diusulkan adalah penerapan model Multi-Operator Core Network (MOCN), yang telah sukses diterapkan di Malaysia. Dengan model ini, operator dapat berbagi infrastruktur, sehingga ekspansi jaringan bisa lebih cepat dan biaya investasi dapat ditekan. Saat ini, cakupan 5G di Malaysia telah mencapai 80 persen, jauh melampaui Indonesia. Oleh karena itu, Komdigi menargetkan kecepatan broadband mobile mencapai 100 Mbps pada 2029, sesuai dengan RPJMN 2025-2029.