Selain itu, marmot juga menjadi mangsa bagi predator seperti burung elang, serigala, dan beruang. Oleh karena itu, peran marmot dalam ekosistem pegunungan juga sebagai makanan bagi hewan-hewan predator tersebut. Dengan demikian, keberadaan marmot menjadi bagian integral dalam menjaga keseimbangan populasi hewan di pegunungan. Marmot juga memiliki peran ekologis dalam menjaga kualitas tanah di pegunungan melalui aktivitas mencerna dan membuang kembali sisa-sisa makanan ke dalam tanah, sehingga memberikan kontribusi dalam siklus nutrisi di ekosistem tersebut.
Marmot memiliki tingkah laku yang menarik, seperti silsilah sosial yang kuat, pola komunikasi yang kompleks, dan kemampuan beradaptasi yang baik terhadap perubahan musim. Mereka terutama aktif selama musim panas, sementara selama musim dingin, marmot akan memasuki masa hibernasi di dalam sarang mereka. Selama musim hibernasi, marmot akan memasuki fase dormansi di dalam sarang untuk beristirahat dan menghemat energi.
Dengan karakteristik dan peran ekologisnya yang unik, marmot menjadi salah satu spesies hewan yang menarik untuk dipelajari. Kepopuleran hewan marmot sebagai objek penelitian dan observasi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para ahli biologi dan pecinta alam. Melalui pemahaman yang lebih dalam mengenai marmot, diharapkan manusia dapat lebih memperhatikan dan melindungi keberadaan hewan ini serta habitat alaminya.