Munculnya Peluang dan Keterampilan Wirausaha
Fenomena ini juga bisa dilihat sebagai munculnya peluang untuk mengembangkan keterampilan wirausaha. Sekolah adalah mini market yang sempurna. Ada banyak calon pembeli (teman-teman, guru, staf sekolah) dan produk yang dibutuhkan relatif sederhana. Anak-anak yang "berbisnis" secara tidak langsung belajar banyak hal: bagaimana menentukan harga, menghitung keuntungan, mempromosikan barang, menghadapi komplain pelanggan, hingga mengelola uang.
Kemampuan ini, meskipun terlihat kecil di skala sekolah, adalah dasar dari jiwa wirausaha yang penting di masa depan. Mereka belajar tentang permintaan pasar, inovasi produk (misalnya, membuat cemilan yang beda dari kantin), dan manajemen risiko. Ini adalah pengalaman praktis yang tidak selalu bisa didapatkan dari bangku kelas, menjadi semacam "laboratorium bisnis" pertama bagi mereka.
Pengaruh Lingkungan dan Akses Informasi
Penyebaran informasi yang cepat melalui media sosial juga punya andil besar dalam fenomena ini. Banyak remaja melihat contoh teman sebaya atau bahkan idola mereka yang sukses berbisnis dari usia muda. Platform seperti TikTok, Instagram, atau YouTube seringkali menampilkan konten tentang side hustle atau cara menghasilkan uang bagi remaja. Ini menciptakan semacam budaya "entrepreneurship" di kalangan anak muda.
Selain itu, kemudahan akses terhadap barang-barang dari online marketplace atau ide-ide kreatif dari internet membuat "bisnis" di sekolah jadi lebih mudah diwujudkan. Mereka bisa mendapatkan bahan baku murah, belajar resep baru, atau melihat tren produk yang sedang digandrungi teman-teman seusianya. Lingkungan yang serba terhubung ini membuka mata mereka pada berbagai peluang yang dulunya mungkin tidak terpikirkan.