Minim Evaluasi, Kurang Konsistensi
Alih-alih memperkuat sistem pendidikan, perubahan yang terburu-buru justru menciptakan inkonsistensi dalam penyampaian materi. Kurikulum sering kali berganti mengikuti pergantian menteri atau arah politik, bukan berdasarkan kajian jangka panjang yang berbasis data dan pengalaman.
“Kurikulum seharusnya tidak berubah karena ganti pemimpin. Harus ada konsistensi agar pendidikan bisa maju,” kata Dr. Hartono Widjaja, pakar pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Tekanan pada Guru dan Daerah Tertinggal
Guru-guru di daerah terpencil paling terdampak oleh kebijakan seperti ini. Mereka kerap tidak mendapat pelatihan yang layak, akses internet terbatas, dan kesulitan mendapatkan materi ajar terbaru.
“Tidak semua sekolah bisa langsung menerapkan kurikulum baru. Kami seperti dipaksa ikut perlombaan tanpa diberi bekal,” ujar Rina.