Hal ini terjadi karena kupu-kupu merupakan organisme ektotermik dan diurnal yang sangat bergantung pada suhu dalam melaksanakan berbagai aktivitas penting seperti kawin, reproduksi, pertumbuhan, perkembangan, dan mencari makanan.
Ternyata, suhu yang semakin panas juga mendorong kupu-kupu untuk bermigrasi ke wilayah yang lebih dingin. Namun, sayangnya, wilayah yang lebih dingin ini seringkali memiliki ketersedian makanan yang lebih sedikit, sehingga memperparah ancaman terhadap kelangsungan hidup kupu-kupu.
Selain itu, kebakaran hutan juga menyebabkan dampak yang signifikan terhadap populasi kupu-kupu. Kebakaran hutan menghancurkan padang rumput, yang merupakan salah satu habitat utama bagi kupu-kupu. Dengan demikian, terganggunya habitat ini menyebabkan kupu-kupu mengalami kesulitan dalam mencari makanan dan tempat tinggal.
Penurunan jumlah spesies kupu-kupu tidak hanya terjadi di Yunani, namun juga di negara lain, seperti Meksiko dan Inggris. Hal ini menjadi indikasi bahwa fenomena ini bukanlah masalah lokal belaka, namun menjadi isu global yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak, terutama dalam memitigasi dampak perubahan iklim yang semakin terasa di lingkungan alamiah kupu-kupu.